Sejenak teringat kembali akan
“fisika statistik”, mata kuliah wajib yang tercantum dalam KRS semester empat
program studi fisika fakultas mipa unhas. Ada beberapa hal yang saya kenang
sehingga membuat memori kembali mengenang
masa sepuluh tahun yang telah berlalu.
Dalam jadwal yang tertera di
kantor jurusan fisika, mata kuliah 3 sks ini akan dibimbing oleh dua orang
dosen pengasuh. Mereka adalah Bapak Dahlan Tahir S.Si, M.Si (sekarang beliau
telah bergelar Profesor) dan Bapak Dr. Tasrief Surungan, M.Si.
Pertemuan perdana dengan Pak
Dahlan, seperti biasa membahas kontrak kuliah. Dalam kesempatan tersebut beliau
juga menyampaikan bahwa akan melanjutkan studi ke Korea untuk program Doktor
sehingga pertemuan perkuliahan tidak akan sampai 8 kali (mid semester). Di akhir perkuliahan, beliau membagikan file materi
sebagai pedoman dan penunjang perkuliahan fisika statistik ini.
Awalnya saya mengira kuliah ini
adalah lanjutan dari “statistik dasar”. Tenyata setelah 2-3 pekan perkuliahan
dan sedikit membuka file materi yang dibagikan, pandangan terhadap kuliah ini
berubah total. Memang masih dalam ranah statistik, tetapi yang menjadi objek
statistik disini adalah partikel atau atom. Sangat sulit menemukan text book
berbahasa Indonesia tentang fisika statistik, yang ada hanyalah pembahasan
secara umum pada chapter (bab) sebuah buku fisika kuantum (saya lupa buku Artur
Beisser atau Kenneth Krane) atau bahkan hanya “diselipkan” pada lampiran sebuah
buku. File materi dari Pak Dahlan pun sebagian besar bersumber dari buku
tersebut, ditambah dari text berbahasa asing yang telah ditranslate. Text book
berbahasa asing sendiri memberi judul “statistical physics”, “statistical
mechanics”, atau “statistical thermodynamics”. Kuliah ini memang terkait erat
dengan “termodinamika”, tampak dari pembahasan awal yang menyangkut teori
kinetik gas. Dapat pula dikatakan bahwa kuliah ini adalah pengantar ke mata
kuliah “fisika zat padat” dan “fisika material”. Materi fisika statistik memuat
“statistik Maxwell – Boltzman”, “statistik semi kuantum”, “statistik Fermi –
Dirac”, “statistik Bose – Eintein”, dll.
Setelah Pak Dahlan berangkat ke
Korea, kuliah kemudian dilanjutkan oleh Pak Tasrief. Hanya beberapa pekan
kemudian, beliau pun harus ke luar negeri (saya lupa, Australia atau Jepang) sehingga
perkuliahan dilanjutkan lewat dunia maya (via email). Disinilah yang membuat
kuliah ini begitu berkesan. Internet pada tahun2007 adalah barang langka. Belum
ada wifi atau paket data murah pada saat itu. Warnet menjadi andalan untuk
terhubung ke dunia maya. Sebagian besar dari kami pada saat itu masih awam
masalah internet, apa lagi berkirim surat elektronik. Karena itu pembuatan
email dan pengiriman tugas kami titip pada beberapa teman yang paham persoalan
tersebut. Timbal baliknya, kami mengerjakan tugas yang kemudian dishare :D
Dan entah karena aktifitas yang
padat di luar negeri, atau karena jengah melihat tugas yang hampir sebagian
besar sama, setelah beberapa pekan Pak Tasrief tidak pernah lagi mengirim
soal-soal untuk kami kerjakan. Komunikasi dengan beliau pun putus dan
perkuliahan vakum selama beberapa pekan.
Kami seperti anak ayam yang
kehilangan induk sampai kemudian pihak jurusan mengamanahkan kepada Dr. Paulus
Lobo Gareso, M.Sc untuk melanjutkan perkuliahan hingga tahap akhir (final
test). Saya benar-benar kagum, dimana sebuah mata kuliah sampai tiga orang
dosen harus turun tangan. Untuk saat ini mungkin sudah lazim, namun pada saat
itu umumnya sebuah mata kuliah hanya dibimbing oleh maksimal dua orang dosen.
Sebagai pembanding, kuliah “mekanika dan “fisika matematika” yang 4 sks pun
hanya dibimbing oleh dua orang dosen.
Ada jeda sekitar sebulan lebih setelah
final test dilaksanakan dengan
pengumuman nilai akhir. Panjangnya waktu tersebut mungkin saja disebabkan oleh mata
kuliah ini yang harus dibimbing oleh tiga orang dosen dan posisi mereka yang
berjauhan secara geografis. Untuk mata kuliah terprogram di semester empat,
fisika statistik yang terakhir mengeluarkan daftar nilai akhir sehingga mata
kuliah ini menjadi penentu IPS (indeks prestasi semester) dan IPK (indeks
prestasi kumulatif). Dan pada saat melihat daftar nilai itulah yang membuat
mata kuliah fisika statistik tidak terlupakan. Daftar nilai didominasi nilai C
dan D, dimana hanya lima orang yang mendapatkan nilai B dan tak satu pun yang
mendapatkan nilai A. Berita baiknya, dari lima orang tersebut, saya termasuk
salah satunya :)
0 komentar:
Posting Komentar