Seminggu jelang Idhul Fitri, Jus nelpon…
“Anak2 mau ke Rantemario kak sempat mwq juga ikut”
“kapan?”
“Insyaallah tanggal 1” (agustus)
“ok nti dlhat. saya hub dulu kak Yudi”
Sebenarnya saya memang berniat
untuk naik gunung lagi setelah lebaran. Tapi ajakan tersebut justru membuat saya tambah galau karena jauh
hari sebelumnya ada ajakan dari teman untuk naik di Gunung Sinaji (Toraja),
teman yang lain juga mengajak ikut pendakian bersama di Gunung Sorongan
(Pangkep). Setelah menghubungi senior (kak Yudi) dan dia pun ingin ikut ke
Rantemario maka saya putuskan Rantemario menjadi destinasi kali ini. Kebetulan
sudah lama tidak naik gunung lagi bareng teman-teman di KPA OMEGA (terakhir
saat pelaksanaan DIKSAR XVIII, itu pun Cuma nyusul J).
Setelah menghubungi Jus untuk
menginfokan keikutsertaan saya dan kak Yudi, saya pun mempersiapkan
perlengkapan. Info dari Jus, yang akan dilalui menuju puncak kali ini adalah
jalur Anginagin, jalur yang lebih panjang namun agak landai dibandingkan dengan
jalur Karangan.
Kamis 31 Juli, jam 1 siang,
berangkat dari Terminal Daya menuju Enrekang. Jam 7 malam tiba di Enrekang,
rumah kak Yudi, untuk kemudian berangkat bersama menuju Rumbo (rumah Jus,
kira-kira 2km dari Baraka). Jam 10 malam kami tiba di rumah Jus. Beberapa
anggota tim yang akan berangkat ternyata sudah tiba sejak hari Rabu. Selang
beberapa saat kemudian Arif, Akmal, dan Azizul yang berangkat sore dari
Makassar juga tiba. Setelah makan, kami pun brifing untuk membicarakan
perencanaan perjalanan. Dari hasil brifing, kami akan berangkat menuju
Anginangin setelah Sholat Jumat………..Thankz to Alim, fisika 2011 yang mengantar
ke terminal daya
mobil angkutan ke dusun anginangin |
Jumat pagi beberapa anggota tim berangkat ke pasar Baraka untuk mencukupi beberapa keperluan yang masih kurang. Jam 10 Bahar (ketua Omega) dan Ippank tiba. Setelah Sholat Jumat kami makan siang kemudian packing. Beberapa saat kemudian mobil yang akan mengantar ke Anginangin tiba. Setelah berdoa dan pamit pada keluarga Jus, mobil berangkat menuju Anginangin. Anggota tim : kak Yudi, saya, Jus, Mus, Bahar, Ippank, Arif, Akmal, Azizul, Mela, Wulan, Citra, Ophie ditambah empat orang teman Mus dan dua orang teman Jus (mohon maaf saya lupa namanya L) Jam 4 sore kami tiba di Anginangin dan langsung menuju rumah Ambe’. Untuk malam ini kami bermalam di rumah Ambe’.
foto bersama di teras rumag ambe' |
Jalur ke Pos 3 adalah jalur yang paling menguras
tenaga menurutku. Jalur yang panjang dan jarang bonus ditambah kondisi tubuh
yang sudah mulai lelah dan kedinginan membuat perjalanan membuat langkakh kaki
makin berat. Jam 5 lewat 30 menit kami akhirnya tiba di Pos 3. Setengah jam
beristirahat kami melanjutkan perjalanan. Kondisi yang gelap membuat perjalanan
makin lambat. Jalur juga semakin menanjak membuat tenaga makin drop. Beberapa
kali kami singgah untuk mengisi perut dengan makanan ringan. Jam 8 akhirnya
kami tiba di Pos 5 dan langsung mendirikan tenda untuk camp (karena kondisi
yang gelap sehingga kami tidak sempat melihat papan penanda Pos 4)
Minggu pagi yang cerah, kontras dengan kondisi saat tidur yang diguyur
hujan deras. Tenda yang kurang safety membuat beberapa perlengkapan menjadi
basah. Sambil menanti menu sarapan disiapkan kami pun menjemur perlengkapan
yang basah. Di Pos 5 ini kondisinya cukup terbuka sehingga dapat melihat area
sejauh mata memandang. Tampak daerah Enrekang di selatan hingga barat dan
Toraja pada arah barat laut. Berbalik menengok ke tenggara tampak Buntu
Rantemario dan Buntu Nenemori menjulang tinggi.
Jam 11 akhirnya kami meninggalkan Pos 5. Tidak cukup sejam kami akhirnya
tiba di Pos 6. Perjalanan kemudian kami lanjutkan. Menuju Pos 7 jalur yang
dilalui cukup terbuka sehingga tampak jelas jejeran Pegunungan Latimojong
antara lain, Buntu Sinaji, Buntu Lapandek, Buntu Sikolong, Buntu Rantekambola,
Buntu Rantemario, dan Buntu Nenemori. Jam 2 siang kami tiba di Pos 7 dan kami
pun makan siang untuk menambah tenaga menuju Puncak Rantemario (Pos 8).
pos 6 |
Setelah 1 jam beristirahat kami pun melanjutkan perjalanan. Jam 5 lewat 30 menit akhirnya kami
tiba di puncak. Setelah mengambil beberapa gambar di puncak, kami turun ke
tempat camp berikutnya (kolam persimpangan Rantemario - Nenemori). SAR UNM
tidak turun bersama kami karena mereka berencana camp di puncak.
Esok harinya setelah sarapan kami kembali naik ke puncak. Di puncak kami
kembali bertemu dengan SAR UNM yang sudah bersiap turun lewat jalur Karangan.
Tidak berapa lama kemudian kami juga bergegas turun. Setelah packing kami
melanjutkan perjalanan pulang melalui jalur Karangan. Dalam perjalanan, kami
bertemu beberapa pendaki dari Makassar, Palopo, Enrekang, Toraja, bahkan dari
Jawa. Jam 2 siang kami tiba di Pos 2 Karangan. Di sini kami makan siang sebelum
melanjutkan perjalanan ke Dusun Karangan. Kami tiba di Dusun Karangan jam 5
sore dan langsung menuju rumah Pak Dusun untuk menunggu mobil jemputan yang
akan. Jam 9 malam kami meninggalkan Karangan dan tiba di Rumbo Senin dinihari
(00.11 WITA).
puncak rantemario |
bersama rekan-rekan sar unm |
0 komentar:
Posting Komentar